Sabtu, 13 April 2013

Be A Good Student


Kampus Jantung Hati Rakyat Aceh sematan yang ditujukan kepada Unversitas kebanggaan rakyat Aceh, Universitas Syiah Kuala atau biasa dikenal dengan nama Unsyiah. Pasalnya dari kampus inilah telah lahir banyak cendikiawan-cendikiawan yang tidak kalah hebatnya dengan kampus-kampus lain di luar sana. Cikal bakal Unsyiah yang dimulai dari Fakultas Ekonomi yang tidak lain adalah bagian dari Universitas Sumatera Utara. Secara resmi sebagai sebuah universitas baru dinyatakan pada tanggal 21 Juni 1961 melalui SK Menteri PTIP No. 11 Tahun 1961 dan pengesahannya melalui Keputusan Presiden No. 161 tanggal 24 April tahun 1962. Bila dilihat lebih jauh, sudah lebih dari setengah abad lamanya kampus ini hadir mewarnai pendidikan di Aceh.
Selama lebih dari setengah abad lamanya, telah banyak perubahan yang terus menerus dilakukan guna memperbaiki mutu pendidikan khususnya di Aceh dengan harapan anak-anak bangsa yang akan duduk di bangku perkuliahan akan menjadi generasi yang lebih baik. Mahasiswa adalah agen of chance dan agen of control. Jelasnya, Mahasiswa adalah ujung tombak masyarakat, sekaligus pemuda yang seharusnya memiliki karakter dan idealisme yang bagus, kita belumlah masuk ke dalam lingkaran birokrasi pemerintah, kita masih bisa mengkritisi pemerintah sekaligus memberi solusi yang menurut kita benar, dan bisa di pertanggung jawabkan. Itulah mahasiswa yang sesungguhnya yang mencerminkan tridarma Perguruan Tinggi sesuai dengan PP. No. 60 Th. 1999 yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian.
Untuk menjadi seorang mahasiswa yang mengaplikasikan Tridharma ini, pendidikan saja dengan duduk manis di ruang kelas, absensi hadir, mendengarkan dosen, mengerjakan tugas lalu pulang atau alias kupu-kupu (kuliah-pulang, kuliah-pulang) tidaklah cukup, melainkan mereka harus lebih kreatif sehingga terbentuklah karakter serta pikiran seorang yang benar-benar mahasiswa, karena kualitas kita kelak akan teruji ketika kita berada di masyarakat.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan bergabung dengan suatu wadah mahasiswa, baik itu di tingkat universitas, di tingkat fakultas atau bahkan di tingkat Jurusan. Organisasi mahasiswa ini tujuan utamanya adalah untuk pembelajaran, menyalurkan bakat seluruh mahasiswa sehingga tujuan organisasi ini tidak di salah artikan tentunya. Penulis melihat fenomena yang terjadi sekarang khususnya di Fakutas di mana saya belajar hingga saat ini bahwa kurangnya antusias mahasiswa untuk ikut nimbrung dalam sebuah organisasi. Bisa dibilang mereka yang ikut hanya segelintir orang saja, seperti ada suatu masalah atau ketakutan tersendiri apabila ikut dalam organisasi. Apabila waktu kuliah selesai, bisa dihitung dengan tangan mereka yang tetap berada di kampus. Selebihnya, mereka lebih memilih pulang atau mejeng di luar kampus sana. Alasan yang sering dipaki adalah malas, tidak mau ikut campur atau bahkan takut apabila nantinya nilai akhir dari matakuliahnya jelek akibat sibuk berorganisasi karena takut mengecewakan orang tua di rumah. Padahal tidak hanya keluarga, masyarakat bahkan bangsa ini sangat lah membutuhkan mahasiswa yang mapan secara intelektualnya, tetapi juga mapan secara pikiran dalam artian memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Mengutip dari kata Presiden kita yang pertama, Soekarno, “Beri Aku 10 Pemuda, Maka Akan Kugoncangkan Dunia!”, sungguh memberikan arti yang cukup tinggi bahwa mahasiswa sebagai pemuda memiliki kedudukan yang dapat merubah wajah dunia.
Kalau bisa penulis menyampaikan sebuah slogan yang dapat digunakan untuk setiap mahasiswa yaitu, “Kuliah nomor satu, organisasi segala-galanya”, sehingga seorang mahasiswa dapat menjadi mahasiswa yang benar-benar mahasiswa. Pernah penulis berdiskusi dengan seorang mahasiswa yang mengumpamakan mahasiswa yang aktif kuliah dan aktif organisasi seperti buah utrujah yang memiliki rasa yang enak dan berbau wangi, sedangkan untuk mahasiswa yang kupu-kupu, seperti buah kurma yang manis rasanya namun tidak berbau. Lebih lanjut dia mengumpamakan mahasiswa yang aktif organisasi namun malas dengan aktifitas akademik seperti buah raihana yang wanginya harum namun rasanya pahit. Kata sandang MAHA memang harus dapat mencerminkan sesuatu yang lebih dari seorang siswa, yang mampu dalam segala hal. Masyarakat luas beranggapan bahwa mahasiswa adalah kaum intelektual yang masih bersih dari kotoran. Jadi seorang mahasiswa mengemban seluruh kepercayaan masyarakat kepada kita. Mahasiswa adalah pemuda masa kini yang akan menjadi pemimpin masa depan. Jangan sampai pendahulu-pendahulu kita merasa miris melihat perkembangan mahasiswa sekarang ini.
Mari kita rubah pemikiran kita terhadap wajah organisasi. Saatnya mahasiswa berkarya, bangkit dari keterpurukan, membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Kalau bukan kita sebagai mahasiswa, siapa lagi yang akan merubah wajah negeri ini. Kalau bukan bukan sekarang, kapan lagi. Wallahu’alam.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More